STAI Miftahul Ulum Tarate Pandian Sumenep

STAI Miftahul Ulum Tarate Pandian Sumenep
Inovasi Menembus Batas Dunia - Menuju Institut Terkemuka di Madura

Artikel Terkini 06 Mar 2020
By MEDIA CENTER STAIM TARATE

Belajar Tawaduk Pada Prof Imam Suprayogo

Belajar Tawaduk Pada Prof Imam Suprayogo

Oleh: Dedi Eko Riyadi HS, M.Pd.I*

(Dosen Prodi PGMI STAIM Tarate Sumenep)

 

            Salah satu ajaran penting dalam islam adalah menata hati agar memiliki sifat tawadhu’ dan tadharru’. Sifat ini juga menjadi cermin dari kepribadian seseorang, jika kepribadian seseorang itu baik maka sifat tawadhu’ ini akan nampak pada orang tersebut, sebaliknya apabila kepribadian seseorang itu jelek maka akan nampak kesombongan orang tersebut.

            Lawan dari kata tawadhu’ adalah takabbur atau sombong. Orang yang memiliki sifat tawadhu’ akan disayang oleh Allah, demikian juga sebaliknya apabila seseorang bersifat takabbur maka Allah sangat tidak menyukainya. Maka dari itu banyak ungkapan hikmah yang menyinggung tentang tawadhu’ ini seperti halnya berikut “Siapapapun yang tawadhu’(rendah hati, maka Allah akan mengangkat derajatnya. Dan barang siapa yang takabur (sombong maka Allah akan merendahkan orang tersebut”.

            Allah telah memberikan pelajaran akan akibat orang yang takabur atau sombong di muka bumi ini dari sepanjang sejarah manusia. Mulai dari iblis, iblis awalnya makhluk Allah yang Allah tempatkan di surga bersama para malaikat yang lain, namun sejak Allah menciptakan Nabi Adam di surga dan Allah menyuruh seluruh malaikat bersujud kepada adam, semua malaikat bersujud kepada Adam kecuali Iblis, dia dengan sikap sombongnya tidak mau menuruti perintah Allah bersujud kepada Adam sehingga Allah berfirman dalam al-Qur’an, “Ingatlah..kerena iblis itu takabur maka dia akan menjadi kafir dan akan menempati neraka selamanya”. Dikisahkan juga dalam al-Qur’an ada seorang raja bernama Fir’aun. Dia adalah raja yang sangat berkuasa sehingga dari sombongnya dia mengaku sebagai tuhan, tapi akibat dari kesombongan inilah dia ditaklukkan oleh Nabi Musa sebagai utusan Allah yaitu tewas di lautan bersama pengiktnya ketika berusaha mengejar Nabi Musa a.s. dan banyak lagi kisah kisah akibat dari orang orang yang sombong. Kiranya hal ini menjadi pelajaran bagi kita agar senantiasa berakhlak tawadhuk dan menjauhkan sombong dalam diri kita.

            Sifat tawadhu’ timbul timbul begitu saja dalam hati kita, perlu kiranya melakukan perenungan dan penghayatan yang mendalam akan diri kita ini. Sehingga pada akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa manusia itu pada hakekatnya tidak mempunya kekuatan apa apa. Manusia makhluk yang sangat lemah dan pasti membutuhkan pertolongan Allah. Dan sifat dasar yang dimiliki manusia adalah hanya salah dan lupa. Tidak pantas manusia itu bersikap sombong karena kayanya karena jelas apa yang dimiliki manusia hanyalah titipan belaka dari Allah dan sewaktu waktu Allah mengambilnya, Allah juga berfirman dalam al-qur’an “Saya dzat yang maha kaya sedangkan kalian semua (manusia) adalah faqir”. Manusia juga tidak pantas sombong karena tampan atau cantik, karena taman atau cantik itu hanyalah titipan yang Allah titipkan pada diri kita, dan ketampanan atau kecantikan ini Allah ambil kembali seiring bertambahnya usia. Manusia juga tidak pantas sombong karena kegagahan dan kesehatan fisik yang ia miliki, karena pada hakekatnya sewaktu waktu Allah ambil kesehatan itu dengan berbagai penyakit yang dideritanya. Hal ini juga harus membentuk kesadaran kita bahwa manusia diciptakan dari tanah dan akan kembali kepada tanah.

            Penting kemudian belajar tawadhu’ pada salah satu guru besar UIN malang beliau juga pernah menjadi rektor UIN malang dengan waktu yang lama. Bahkan UIN malang bisa sebesar sekarang salah satunya adalah berkat dari perjuangan beliau.  Beliau adalah Prof Imam Suprayogo. Tegas, disiplin, dan penulis sangat tercermin dalam kepribadiannya. Selain itu beliau juga seorang orator yang ulung sehingga ketika mengisi acara seminar di berbagai tempat beliau senantiasa bersemangat dan menggebu-gebu dalam apa yang ia sampaikan, sehingga seingat saya ketika beliau sudah berbicara rasa ngantuk audien yang mendengarkan menjadi hilang dan semuanya semangat menyimak apa yang beliau sampaikan. Beliau juga salah satu penulis hebat yang paling istiqamah dalam menyampaikan ide-idenya setiap pagi, sehingga beliau mendapat penghargaan deri pemerintah. Hal ini adalah sedikit dari sosok beliau yang bisa saya singgung dalam tulisan ini.

            Beliau sosok yang sangat tawadhu’. Salah satu bentuk ketawadhu’an beliau akan penulis sampaikan dalam kisah nyata yang penulis alami sendiri dan dari atau orang orang yang pernah menyaksikan bentuk ketawadhu’an beliau. Pertama, terjadi dan dialami oleh ayah saya ketika mengantarkan saudara saya ke UIN Malang untuk mengikuti tes masuk perguruan tinggi. Saat itu adik saya lagi mengikuti tes seleksi masuk UIN, bersamaan dengan itu juga ayah saya lagi menunggu adik di depan rektorat Uin Malang sambil duduk di rumput yang menghijau. Lalu tiba tiba ada seserorang yang nyamperin ayah saya yang lagi duduk duduk di bawah beralaskan rumput hijau, orang itu juga duduk dan menyapa ayah, mulai dari berkenalan dan banyak yang diobrolin, awalnya dia hanya bilang bekerja di UIN malang sebagai dosen, namun di akhir perbincangan itu akhirnya beliau ngasik tau bahwa dirinya sekarang menjabat sebagai rektor. Betapa kagetnya ayah saya, seorang rektor yang merupakan pimpinan kampus UIN, beliau adalah orang nomer satu di kampus UIN, dengan ketawadhu’annya masih mau dan bersedia nyamperin orang yang tidak di kenal dan duduk bareng di bawah pohon sambil bercerita cerita. Ini sungguh pengalaman yang sulit ditemuai oleh orang yang punya jabatan tinggi. Sungguh cermin dari ketawadhuaan yang luar biasa pada diri beliau. Ternyata pengalaman ini tidak hanya terjadi satu kali, bahkan sering terjadi pada siapapun saaja. Sering dosen-dosen UIN bilang bahwa Prof Imam Suprayogo jarang ditemui di dalam kantor rektor, namun beliau lebih sering di luar gedung, ngobrol dengan mahasiswa, petugas, kebersihan, mahasiswa, ataupun dosen-dosen lainnya. Kedua, senyum salam dan sapa menjadi ciri khas kepribadian beliau ketika bertemu dengan siapapun, mereka memperlakukan sama tidak memandang apakah itu mahasiswa, dosen,  petugas kebersihan, baik orang yang dikenal atau tidak. Semuanya beliau perlakukan sama dihadapannya ketika bertemu. Pernah suatu ketika pada waktu saya selesai jamaah dhuhur di masjid pasca sarjana UIN Malang, sehabis saya sholat jamaah, kami duduk duduk di teras masjid sambil menghilangkan penat karena dari paginya mengikuti perkuliahan, disamping itu kami juga menunggu waktu masuk jam kuliah berikutnya. Tidak berselang lama, tiba tiba Prof Imam mendatangi kami dan ikut duduk duduk bersama kami di teras masjid tersebut. Prof Iman berbincang dengan kami penuh keakrapan. Beliau banyak bertanaya kepada kami, mulai dari asal kami dari mana, dulu waktu  S 1 nya kuliah di mana, apa aktifitas yang dilakukan selain kuliah, dan banyak lagi, bentuk dari ketawahu’an beliau adalah beliau masing sudi menyempatkan waktunya utk duduk duduk bersama kami dan lebih bijaknya lagi, dalam perbincangan itu beliau lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara dirinya sendiri. Ini pelajaran berharga bagi kami, karena rata rata selama ini bahkan mayoritas manusia ketika berbicara dengan orang lain, dia cendrung banyak berbicara dan banyak membicarakan dirinya sendiri dari pada banyak mendengarkan. Sangat sulit masa sekarang ini ada orang yang banyak mendengar. Padahal nabi sendiri bersabda sebagaimana berikut, “Berbicaralah kalau benar atau hal tentang kebaikan, jika tidak maka diamlah”. Bahkan Allah SWT telah memberikan isyarat dari panca indra kita, kita diberikan mulut satu oleh Allah, sedangkan telinga ada dua. Ini menunjukkan bahwa Allah mengisyarahkan kepada kita untuk banyak mendengar dari pada banyak berbicara.

 

      * Kepala LPM STAI Miftahul Ulum Tarate Sumenep

 Senin, 04 Maret 2020

 

INFORMASI KAMPUS :

STAI Miftahul Ulum Tarate Pandian Sumenep
Menuju Institut Terkemuka di Madura

Jalan Pesantren No 11
Tarate Pandian Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur - Indonesia
Telp : +62 878 - 7030 - 0328 / WA : +62 81 776 - 883 -730 / +62 823 - 3483 - 4806

Website : http://www.staimtarate.ac.id

E-mail 1 : official@staimtarate.ac.id 

E-mail 2 :  staimtarate.official@gmail.com

 

SOSIAL MEDIA

AGENDA KEGIATAN

AGENDA

LAUNCHING RUMAH JURNAL DAN WORKSH