Oleh: Nurul Huda, S.E., M.M*
(Dosen Prodi Ekonomi Syariah STAIM Tarate Sumenep)
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa," (QS Al-Baqarah: 183).
Saum atau puasa bagi umat Islam (bahasa Arab: صوم, transliterasi: shaum) adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari, dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Takwa (bahasa Arab: تقوى taqwā / taqwá ) adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada kepercayaan akan adanya Allah SWT, membenarkannya, dan takut akan Allah SWT, taat kepada Allah Azz Wa Jalla atas cahaya (petunjuk) dari Allah SWT karena mengharap rahmat-Nya dan ia meninggalkan larangan-Nya karena takut akan siksa-Nya. Tidaklah seseorang dikatakan takwa kepada Allah SWT jika dia belum menjalankan perintahn-Nya (kewajiban) yang Allah SWT tetapkan dan menunaikan hal-hal yang sunnah seperti yang dicontohkan Beginda Nabi Besar Muhammad Shalallahu Alaiahi Wasallam.
Hikmah puasa salah satunya dengan timbulnya kesadaran dan keinginan dari dalam diri untuk berubah menjadi manusia yang lebih baik dan bijaksana baik dalam ucapan dan tindakan. Hikmah adalah kemampuan akal memahami hukum-hukum syari’ah dan meletakkan sesuatu pada tempat yang semestinya. Kata hikmah juga didapati dalam al-Qur’an. Sebut misalnya, “Dan yang telah diturunkan kepada kalian dari kitab dan hikmah untuk memberikan nasihat dan pengajaran kepadamu,” (QS. Al-Baqarah [2]: 231). Hikmah di sini bermakna nasihat, seperti dikatakan ar-Razi mengutip pendapat al-Muqatil. (Tafsir Mafatih al-Ghaib).
Dalam keadaan menunaikan kewajiban ibadah puasa di bulan ramadhan, orang cenderung ingin selalu berbuat baik pada sesama dan menjauhi segala larangan Allah SWT. Hal ini adalah salah satu hikmah puasa yang baik, karena jika kita tergoda untuk melakukan perbuatan maksiat atau tercela, maka akan menjadi sia-sia pula ibadah yang telah dilakukan.
Rasullullah SAW bersabda, رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja.
Saat menjalankan ibadah puasa, kita harus menghindari perbuatan-perbuatan yang bisa mengurangi pahala puasa. Jadi kita harus bisa mengontrol diri kita baik emosi, dan perbuatan-perbutan yang dilarang baik ucapan maupun tindakan, dan kebaikan-kebaikan yang ditunaikan di saat bulan suci rahmadhan hendaklah tetaplah berlanjut walaupun bulan suci ramadhan usai. Dan kita bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga artikel singkat ini memberikan manfaat. Terima kasih.
*Kepala Pusat Data & Informasi
STAI Miftahul Ulum Tarate Sumenep
INFORMASI KAMPUS :
STAI Miftahul Ulum Tarate Pandian Sumenep
Menuju Institut Terkemuka di Madura
Jalan Pesantren No 11
Tarate Pandian Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur - Indonesia
Telp : +62 878 - 7030 - 0328 / WA : +62 81 776 - 883 -730 / +62 823 - 3483 - 4806
Website : http://www.staimtarate.ac.id
E-mail 1 : official@staimtarate.ac.id
E-mail 2 : staimtarate.official@gmail.com
SOSIAL MEDIA
Maaf Belum Tersedia
Maaf Belum Tersedia