Oleh: Dedi Eko Riyadi HS, M.Pd.I*
(Dosen Prodi PGMI STAIM Tarate Sumenep)
Tuhan menciptakan manusia penuh dengan kesempurnaan. Tuhan menciptakan manusia yang keutamaannya melebihi dari semua makhluk di jagad raya ini. Manusia lebih utama dari binatang, jin bahkan manusia diatas lebih utama dari pada malaikat. Semua ini karena Allah melengkapi ciptaan manusia dengan akal dan hati. Dengan akal dan hati inilah manusia dikenakan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan selama masih hidup. Sebaliknya sekalipun manusia itu sempurna dan paling utama dari semua makhluk, bisa saja manusia jika tidak menggunakan akal dan hatinya, maka akan menjadi manusia yang paling hina bahkan lebih hina dari pada kotoran dan hewan.
Dengan akal inilah manusia bisa berfikir jernih, bisa belajaar denga baik, bisa membedakan antara larangan dan perintah, bisa membedakan baik dan buruk, bisa membedakan etika yang seharusnya dilakukan atau dijauhi, bisa membedakan antara yang pantas dan tidak pantas dan dengan akal inipulalah manusia bisa mencapai puncak spritual tinggi dalam mengenal Tuhan. Dengan akal inipula manusia bisa meyelesaikan persoalan hidup dan bisa berkreasi menjadi khalifah yang selalu merenung dan berfikir akan ciptaan Allah sehingga menghasilkan karya dan kreatifitas yang akan banyak menghasilkan manfaat kepada sesama.
Hati manusia adalah inti dari manusia itu sendiri. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda “Di dalam diri manusia terdapat gumpalan darah (hati) apabila baik hati tersebut maka baik pula diri manusia tersebut, namun apabila jelek hati manusia tersebut maka jelek pula perbuatan manusia tersebut”. dalam sebuah keterangan juga dijelaskan bahwa “Allah berada di hati manusia”. Dari penjelasan ini sangat tidak bisa dipungkiri bahwa manusia menjadi bermartabat karena hati dan fikirannya, dan manusia menjadi hina karena hati dan fikirannya pula. Bahkan sorga dan neraka pun sangat tergantung pada kualitas hati dan fikiran manusia. Karena gerakan hati dan fikiran akan berdampak pada tingkah laku manusia itu sendiri.
Manusia hidup pasti mempunyai keinginan yang banyak bahkan berbeda beda, ini disebabkan karena akal manusia hidup dan aktif. Segala keinginan manusia yang terbesit dalam dirinya suatu bukti nyata bahwa itu kerja akal. Manusia berkeinginan kaya maka dia akan bekerja dengan keras, manusia ingin karirnya bagus dan mendapatkan pekerjaan yang layak maka dia menempuh pendidikan forma mulai dari TK sampai perguruan tinggi dan lain sebagainya, dengan akal inilah timbul berbagai keinginan yang tidak berkesudahan seperti ingin dihormati, ingin di hargai, ingin di sayang dan dicintai, ingin sukses, ingin kaya, dan berbagai macam keinginan yang tidak munkin penulis sebut dalam tulisan yang sangat sederhana ini.
Dengan berbagai keinginan itulah kemudian melahirkan suatu tindakan nyata dalam hidupnya bahkan tidak jarang melakukan berbagai perbutan perbuatan yang sangat merugikan orang banyak. Kasus korupsi, narkoba, pencurian, penjambretan, penipuan, penghinaan, ancaman, saling menyingkirkan dan lain lain. Semua itu tidak lepas dari faktor hidupnya yang penuh dengan keinginan dan ketidak puasan akan memperoleh sesuatu sesuai dengan kehendaknya. Inilah yang disebut hidup dengan identitas ‘keakuan’, inilah yang disebut dengan diri manusia yang terikan akan kepemilikan dunia dan tidak melepaskan diri dari rasa keterikatannya pada dunia.
Selama manusia masih mempertahankan ke ‘akuannya’ dalam kehidupannya, masih belum bisa melepaskan identitas dirinya, dan belum bisa melepaskan dirinya dari rasa keterikatan pada dunia, maka manusia itu tidak akan bisa menjadi dirinya sendiri, tidak akan bisa kenal akan dirinya sendiri dan tidak akan merasakan ketenangan dan kebebasan sejati dalam hidupnya serta tidak akan bisa memiliki segala sesuatu di dunia ini, namun ketika manusia mampu melepaskan keterikatan dirinya pada segala sesuatu di dunia, maka dia akan mendapatkan segala sesuatu juga.
Tidak mudah kita menjadi hamba yang bisa melesapkan keterikatan kita kepada dunia. Hal yang harus diusahakan supaya kita mampu menjadi hamba yang bisa melepaskan keterikatan kita pada dunia adalah diantara sebagaimana berikut: Pertama, selalu bermunajat dan berdoa kepada Allah. Berdoa dengan penuh kehusu’an dan ketawadhu’an yang mendalam dalam diri kita agar Allah menjadikan kita mampu melepaskan diri kita dari keterikatan dunia. Kedua, Menanamkan kesadaran yang tinggi dalam diri kita bahwa kita adalah hanya seorang hamba dan Allah adalah Tuhan kita. Karena kita seorang hamba maka jadikan hati dan fikiran kita menjadi hati dan fikiran yang betul-betul menghamba kepada Allah. Menjadikan orientasi cinta kita hanya kepada Allah, menjadikan sandaran segala hidup kita hanya kepada Allah, menjadikan Allah selalu dalam hati kita, meyakini bahwa segala urusan dunia hanya Allah yang mengaturnya. Sehingga akan timbul kesadaran yang sebenarnya bahwa kita adalah hamba dan Allah adalah Tuhan semesta alam. Ketiga, Menanamkan kesadaran akan dunia ini. Bahwa dunia yang Allah firmankan dalam al-Qur’an “Kehidupan Hanyalah Senda Gurau dan Permainan”. Harta, tahta atau jabatan, harga diri, nama baik, manusia, persoalan, pujian, sanjungan dan semua fenomena dalam hidup ini semata mata adalah permainan. Kita harus sadar bahwa salah satu sifat dari permainan adalah rusak dan tidak akan abadi akan hilang dengan berjalannya waktu, manusia yang mengejar dunia dalam hidupnya, menjadikan dunia sebagai orientasi dalam hidupnya bisa dipastikan manusia tersebetu tidak akan pernah menggapai puncak ketenangan abadi dan tidak akan meraih kebebasan yang sejati.
Ketenangan dalam hidup adalah kunci manusia mencapai tuhannya, dan hamba yang diharapkan Allah adalah hamba yang mampu melepaskan dirinya dari keterikatan dirinya pada dunia, menghilangkan ke ‘akuannya’, melenyapkan ego nya, sehingga dia benar benar menjadi hamba yang memperoleh kebebasan sejati mencapai puncak ketenangan dan kebahagiaan abadi. Maka hamba tersebut akan bertemu tuhannya di dunia dan akhirat serta akan bermanfaat bagi manusia.
* Kepala LPM STAI Miftahul Ulum Tarate Sumenep
Jum'at , 28-02-2020
INFORMASI KAMPUS :
STAI Miftahul Ulum Tarate Pandian Sumenep
Menuju Institut Terkemuka di Madura
Jalan Pesantren No 11
Tarate Pandian Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur - Indonesia
Telp : +62 878 - 7030 - 0328 / WA : +62 81 776 - 883 -730 / +62 823 - 3483 - 4806
Website : http://www.staimtarate.ac.id
E-mail 1 : official@staimtarate.ac.id
E-mail 2 : staimtarate.official@gmail.com
SOSIAL MEDIA
Maaf Belum Tersedia
Maaf Belum Tersedia