STAI Miftahul Ulum Tarate Pandian Sumenep

STAI Miftahul Ulum Tarate Pandian Sumenep
Inovasi Menembus Batas Dunia - Menuju Institut Terkemuka di Madura

Artikel Terkini 13 Mar 2020
By MEDIA CENTER STAIM TARATE

Menekan Ego, Meraih Kesuksesan

Menekan Ego, Meraih Kesuksesan

Oleh: Dedi Eko Riyadi HS, M.Pd.I*

(Dosen Prodi PGMI STAIM Tarate Sumenep)

 

            Kata sukses adalah kata yang setiap orang pasti memburunya. Kesuksesan hidup hampir menjadi impian semua orang. Sukses dalam ekonomi, sukses dalam pendidikan, sukses dalam menggapai karir, sukses dalam belajar, sukses dalam kehidupan keluarga, sukses dalam bersahabat, dan banyak lagi sukses yang diimpikan manusia. Mereka semua sama-sama mengejar akan kesuksesan itu, namun tidak semua orang bisa menggapai kesuksesan. Bisa dibilang dari jumlah sepuluh orang yang sama-sama ingin menggapai kesuksesan, hanya satu atau dua oranglah yang menggapai kesuksesan itu.

            Dari kenyataan seperti inilah maka selayaknya kita sebagai manusia menggunakan akal dan hati kita untuk berfikit jernih kenapa tidak semua orang menggapai sukses. Kenapa hanya segelintir orangl yang mampu menggenggam kesuksesan itu. Dari berfikir inilah kita akan dapat mengambil pelajaran dari setiap kejadian untuk kemudian dijadikan bekal menggapai kesuksesan tersebut.

            Sukses adalah menjadi impian semua orang, artinya setiap individu harus berusaha dengan sekuat kemampuannya untuk menggapai kesuksesan tersebut, namun penting untuk disadari bahwa sekalipun manusia sama-sama mempunyai hak unutk berfikir dan menggapai sukses namun kesuksesan itu hanya Allah yang berhak memberikan kepada yang ia dikehendaki. Artinya manusia harus senantiasa mempunyai keinginan kuat dalam menggapai kesuksesa dan berusaha dengan segenap kemampuan, namun keyakinan harus tertanam dalam hati bahwa hanya allah lah yang berhak menentukan kepada siapa kesuksesa akan diberikan.

            Dalam tulisan yang sederhana ini, akan dibahas satu hal yang dapat mengahantarkan manusia menuju kesuksesan dari berbagai usaha yang dijalankan manusia. Inilah yang dinamakan dengan “ego”. Memahami ego tidak terlepas dari berbagai pendapat, hal ini disesebabkan oleh berbagai pengetahuan dan pengalaman bagi yang mengartikan ego. Namu dalam tulisan ini penulis sesederhana munkin mau meletakkan pengertian ego yang hakekatnya tidak jauh berbeda dengan siapapun yang mengartikannya. “ego” itu berarti “aku”/”keakuan”. Atau ego bisa diartikan “batasan diri” dan “maunya”. Satu contoh yang sangat sederhana tentang “batasan diri” adalah sebut saja namanya A. A sangat menyukai berada di lingungan yang damai, aman dan tentrem. Akan tetapi apabila ada orang yang mau buat keributan atau kekacauan, maka si A tidak akan menerima keaadaan seperti ini dan tidak senang pada orang yang telah merusak kenyamanannya. Adapaun cantoh dari “maunya” adalah seseorang yang cenderung menginginkan orang lain sesuai dengan apa maunya dia. Semisal si B seorang penceramah, maka semua orang harus mendengarkan ceramahnya ketika ia berceramah dan dia tidak terima jika ada sebagian orang yang berbicara sendiri dengan tanpa mendengarkan ceramahnya. Kalau kita renungi dengan mendalam kedua hal ini sebenarnya hampir sama, “batasan diri” labih bersifat pasif yang berada pada wilayah tindakan orang lain kepada kita, sedangkan “Maunya” bersifat aktif yang ada pada wilayah apa yang kita inginkan atau respon tindakan kita dari orang lain.

            Dalam hal ini seorang pelajar atau mahasiswa jika ingin sukses dalam belajarnya hendaknya pandai menghilangkan ego dalam dirinya. Contoh seorang murid jika ingin memahami pelajaran yang diinginkan harus berani membuang ego nya yang berupa takut bertanya dan sungkan bertanya. Ego yang berupa takut bertanya dan sungkan bertanya ini satu penyakit yang masih menjelma pada anak didi atau seorang pelajar. Ketika murid tersebut tidak faham akan pelajaran yang ia tidak fahami, seringkali dia merasa malu atau takut dalam bertanya. Dia takut bertanya kepada orang lain, baik kepada gurunya, temannya, ataupun pada orang lain yang mampu. Takut itu banyak faktor, takut merasa dirinya dianggap bodoh sehingga harga dirinya jatuh, takut dirinya diannggap rendah kalo bertanya pada temannya, atau takut dirinya dianggap lemah karena harus bertanya pada orang yang usianya di bawah dia. Inilah ego yang harus dibuang jauh jauh ketika pelajar ingin sukses dalam belajarnya.

            Satu lagi contoh membuang ego adalah bagi para pembisnis atau pengusaha, Pekerjaan pembisnis atau pengusaha adalah menjual barangnya pada orang lain dengan harapan dirinya meraup keuntungan dalam perdagangannya. Semisal orang menjual baju pakaian di pasar atau toko baju. Yang jelas ketika orang berbisnis dimanapun saja hampir bisa dipastikan akan bersandingan atau memiliki rekan yang sama dalam pekerjaannya yaitu sama- sama menjual baju atau pakaian. Ketika interaksi sudah berjalan maka ego akan menghampiri para pedangang tersebut, salah satunya adalah berupa ego “batasan diri”. Pedagang tersebut akan merasa nyaman hatinya jika banyak penjual yang membeli barang daganngannya, dia akan tidak suka jika ada orang lain yang tidak membeli barang dagangannya dan memilih membeli kepada orang lain. Maka dengan ego, pedagang tersebut akan cenderung memusuhi orang yang tidak membeli barang dagangannya bahkan dia cendrung memusuhi rekan- nya yang dagangannya lebih laris dari dirinya. Bahkan ego yang berupa “maunya” pun akan muncul dalam dirinya. Dia maunya semua orang membeli akan dagangannya, dan maunya pedagang yang lain sepi dari pembeli.

            Ego seperti inilah yang harus dilenyapkan dalam diri kita menjadi apapun kita. Karena ego ini akan terus hinggap pada diri manusia tidak pandang pilih apapun posisi orang tersebut, entah orang itu menjadi guru, dosesn, kiai, ustad, penceramah, murid, pedagang, suami atau istri dan lain sebagainya. Ego adalah pembatas dinding dalam diri kita yang akan membunuh mental kita sehingga ketika mental kita terbunuh maka kegagalan, kegalauan, ketidaknyamanan, ketidak tenangan akan terus menyelimuti hati dan fikiran kita bahkan permusuhan antar sesama akan terjadi diantara sesama. Inilah yang orang bijak menyebutnya “musuh paling hebat adalah diri kita sendiri”.

 

Kepala LPM

STAI Miftahul Ulum Tarate Sumenep

     Sumenep : Ahad, 13 Maret 2020

 

INFORMASI KAMPUS :

STAI Miftahul Ulum Tarate Pandian Sumenep
Menuju Institut Terkemuka di Madura

Jalan Pesantren No 11
Tarate Pandian Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur - Indonesia
Telp : +62 878 - 7030 - 0328 / WA : +62 81 776 - 883 -730 / +62 823 - 3483 - 4806

Website : http://www.staimtarate.ac.id

E-mail 1 : official@staimtarate.ac.id 

E-mail 2 :  staimtarate.official@gmail.com

 

SOSIAL MEDIA

AGENDA KEGIATAN

AGENDA

LAUNCHING RUMAH JURNAL DAN WORKSH