Oleh: Dedi Eko Riyadi HS, M.Pd.I*
(Dosen Prodi PGMI STAIM Tarate Sumenep)
Kita sebagai manusia dikarunia akal oleh Allah yang maha pengasih. Sehingga dengan akal inilah manusia mempunyai kecerdasan dalam berfikir, berkreasi, atau membentuk budaya tertentu. Dengan akal ini pula manusia menjadi pembeda dari hewan. Manusia dengan akalnya akan bisa mengungguli malaikat ketika manusia mampu menggunakan akalnya sesuai yang diharapkan sang pemberi akal. Namun dengan akal inipula manusia lebih rendah derajatnya dari pada hewan jika manusia salah dalam menggunakan akalnya.
Manusia dengan akalnya mempunyai kebebasan dalam berfikir ataupun bersikap sesuai dengan yang diinginkannya. Dengan akalnya manusia akan tumbuh kreasi dan perbuatan. Perbuatan yang dihasilkan akan berbeda dengan orang lain sesuai kecendrungan pribadi masing masing.
Dari inilah pentingnya menumbuhkan kesadaran untuk saling menghargai dan menghormati perbuatan satu sama lainnya sesuai dengan keinginan mereka masing masing. Kita hendaknya tidak boleh mengukur perbuatan orang lain sesuai keinginan kita. Karena belum tentu apa yang menjadi kecendrungan orang lain dalam bersikap sama dengan kecendrungan kita.
Kita mempunyai kebebasan sekehendak kita melakukan apapun yang menjadi kecendrungan kita, namun kitapun tidak boleh menabrak kemerdekaan orang lain dalam perbuatan mereka. Inilah fungsi akal dipergunakan menurut semestinya. Akal harus difungsikan menentukan cara pandang kita terkait dengan perbuatan kita apakah perbuatan kita mengganggu atau menabrak kecendrungan orang lain atau tidak. Apakah perbuatan kita bisa mengganggu orang lain atau tidak, apakah berfikir kita hanya mementingkan diri sendiri atau untuk kemaslahatan orang lain, apakah dalam setiap langkah kita bermanfaat kepada orang lain atau tidak. Semua jawaban ini, akal sangat berperan.
Menghargai orang lain harus dimulai dari hal hal kecil. Seperti halnya mendengarkan dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbicara dihadapan kita sampai orang tersebut benar benar selesai dalam menyampaikan pembicaraannya. Kita juga semestinya menghargai pembicaran orang lain tanpa sedikitpun menyanggah atau mematahkan pembicaraan apalagi sampai menyalahkan lawan bicara kita dan memaksakan pendapat kita kepada orang, serta menganggap bahwa pendapat kitalah yang paling benar.
Kita hidup di Negara yang penuh dengan bermacam macam agama, suku, ras, bahasa, adat, dan budaya. Tentunya antara yang satu dengan yang lain berbeda beda. Maka munculnya sebuah ungkapan yang sangat final dan selaras dengan bangsa Indonesia yaitu “bhinika tumggal ika”yaitu berbeda beda asal tetap dalam satu jua.
Tanpa dilandasai dengan sikap menghargai orang lain dalam berbagai hal, maka mustahil persatuan, kedamaian, dan keamanan akan tercipta di lingkungan kita. Menghargai orang lain harus menjadi nafas dalam kehidupan kita bersosial. Sikap menghargai orang lain perlu juga ditanamkan mulai sejak dini kegenernerasi penerus bangsa. Agar saatnya nanti persatuan tetap terjaga.
* Kepala LPM
STAI Miftahul Ulum Tarate Sumenep
Jum'at, 06 Maret 2020
INFORMASI KAMPUS :
STAI Miftahul Ulum Tarate Pandian Sumenep
Menuju Institut Terkemuka di Madura
Jalan Pesantren No 11
Tarate Pandian Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur - Indonesia
Telp : +62 878 - 7030 - 0328 / WA : +62 81 776 - 883 -730 / +62 823 - 3483 - 4806
Website : http://www.staimtarate.ac.id
E-mail 1 : official@staimtarate.ac.id
E-mail 2 : staimtarate.official@gmail.com
SOSIAL MEDIA
Maaf Belum Tersedia
Maaf Belum Tersedia