Oleh: Nurul Huda, S.E., M.M*
E-mail : nurul.huda.macintosh@gmail.com
(Dosen Prodi Ekonomi Syariah STAIM Tarate Sumenep)
Gaya kepemimpinan transaksional ini dalam beraktivitas layaknya seperti simbiosis mutualisme yang artinya kedua belah pihak sama-sama mengerti, smana-sama diuntungkan. Dalam melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang menjadi ranah tanggungjawabanya berhasil diselesaikan dengan baik dengan hasil yang memuaskan dan telah sesuai dengan arahan, tentu kesuksesan ini dianggap telah menguntungkan bagi seorang pemimpin, karena bisa dibilang target yang ingin dicapai sebelumnya sudah disepakati bersama. Sesuai dengan janji yang sudah disepakati, maka sebagai “imbalan” bagi anggota tersebut, seorang pemimpin harus memberikan insentif sesuai dengan kesepakatan awal. Insentif yang dimaksud adalah bisa berupa pembayaran gaji atau upah, kenaikan pangkat atau jabatan (promosi jabatan), fasilitas tambahan di luar gaji pokok, hingga bonus tahunan yang dianggap menyenangkan misalnya liburan keluar negeri. Bentuk ucapan rasa terima kasih yang diberikan oleh seorang pemimpin berupa insentif akan membuat bawahan merasa kerja kerasnya sangat dihargai sehingga akan membangun ikatan emosional yang lebih kompak lagi.
Banyak para ahli berpendapat yang berhubugnan dengan teori kepemimpinan, salah satunya teori kepemimpinan yanga pertama kali digagas oleh sosiolog Max Weber, yang kemudian dekembangkan lagi oleh Bernard M. Bass pada awal 1980-an bahwa gaya kepemimpinan transaksional dikenal juga sebagai gaya kepemimpinan manajerial. Walaupun gaya kepemimpinan transaksional cenderung menekankan pada hasil yang ingin dicapai namun kepemimpinan transaksional juga menitikberatkan pada peran formal sebagai pengawas, koordinator, dan penilai kinerja tim. Selain itu, pemimpin transaksional juga bertanggung jawab terhadap tugas dasarnya untuk mempertahankan rutinitas dengan mengelola sumber daya manusianya dengan memfasilitasi kinerja organisasinya. Tujuan akhir akan tercapai dengan hasil terbaik, apabila pemimpin manajerial menggunakan sistem “hadiah dan hukuman” dimana sistem ini dibuat dengan tujuan untuk memastikan bahawa anggota timnya patuh dalam menyelesaikan tugas terbaiknya. Inilah poin paling penting dari kepemimpinan transaksional. Berikut beberapa karakteristik utama dari gaya manajerial transaksional:
Dalam sebuah organisasi jika atasanmu menerapkan gaya kepemimpinan transaksional, biasanya mereka menunjukkan sifat-sifat seperti:
Baiknya untuk sebuah organisasi, jika seandainya seorang manajer tahu betul apa yang membuat perusahaan lebih berkembang, lebih maju dan lebih sukses, mereka akan membimbing tim ke arah yang maksimal, lebih benar, lebih terarah untuk mencapai tujuan. Jadi, ketika seorang manajer sukses dan berhasil meyakinkan karyawannya untuk mengutamakan organisasi, maka mereka akan berakhir dengan tujuan sama-sama sukses. Demikian artikel singkat ini saya tulis, semoga bermanfaat. Aamiin...
*Kepala Pusat Data & Informasi
STAI Miftahul Ulum Tarate Sumenep
INFORMASI KAMPUS :
STAI Miftahul Ulum Tarate Pandian Sumenep
Menuju Institut Terkemuka di Madura
Jalan Pesantren No 11
Tarate Pandian Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur - Indonesia
Telp : +62 878 - 7030 - 0328 / WA : +62 81 776 - 883 -730 / +62 823 - 3483 - 4806
Website : http://www.staimtarate.ac.id
E-mail 1 : official@staimtarate.ac.id
E-mail 2 : staimtarate.official@gmail.com
SOSIAL MEDIA
Maaf Belum Tersedia
Maaf Belum Tersedia